
Pernahkah kamu mendengar tentang dugong? Jika jawabannya “tidak,” kamu bukan sendirian! Meskipun mereka adalah makhluk laut yang menarik, dugong sering kali terlupakan, terhalang oleh kehadiran makhluk besar lainnya seperti paus dan lumba-lumba. Padahal, dugong memiliki peran yang sangat penting dalam ekosistem laut. Tapi hey, saya juga dulu baru tahu tentang mereka beberapa tahun yang lalu, dan jujur, saya terkejut mengetahui betapa menariknya makhluk satu ini.
Dugong, sering disebut sebagai “manatee laut,” adalah mamalia laut yang menyerupai sapi laut besar. Mereka memiliki tubuh bulat dan ekor yang berbentuk seperti dayung, yang memungkinkan mereka berenang dengan gesit meskipun ukuran tubuhnya yang besar. Banyak orang mengenalnya sebagai “sapi laut,” karena mereka juga sering terlihat merumput di dasar laut, mengunyah tanaman laut seperti lamun. Tapi ada satu hal yang membuat dugong benar-benar menarik—kemampuannya untuk bertahan hidup di perairan dangkal, yang cukup sering terancam oleh kegiatan manusia.
Saya ingat waktu pertama kali mengetahui bahwa dugong menghabiskan sebagian besar hidupnya di perairan dangkal, merumput di kawasan lamun. Mungkin kalau kalian berpikir tentang mereka, kalian bayangkan mereka seperti “sapi laut” yang santai banget. Namun, setelah mengetahui bagaimana peran mereka penting dalam menjaga kesehatan ekosistem lamun, saya jadi lebih menghargai keberadaan dugong. Tanaman lamun yang mereka makan berfungsi untuk menyaring air dan memberikan tempat berlindung bagi banyak spesies lain. Jadi, dugong bukan hanya makhluk laut yang lucu; mereka juga bagian dari jaring makanan yang vital untuk keberlanjutan ekosistem laut.
Kenapa Dugong Bisa Terancam Punah?
Tapi, di balik keindahannya, dugong kini menghadapi banyak ancaman. Salah satu masalah terbesar yang mereka hadapi adalah hilangnya habitat alami mereka. Seiring dengan semakin banyaknya polusi, pembangunan pesisir, dan penangkapan ikan yang merusak habitat lamun mereka, dugong menjadi semakin terancam. Saya sendiri merasa terkejut mendengar bahwa dugong juga terancam karena kegiatan manusia. Misalnya, banyak dugong yang terjebak dalam alat tangkap ikan yang tidak disengaja. Ini membuat mereka menjadi semakin terisolasi, bahkan di perairan yang sebelumnya dipenuhi oleh mereka.
Selain itu, perubahan iklim juga berkontribusi pada penurunan kualitas habitat dugong. Pemanasan global menyebabkan suhu laut meningkat dan ini mempengaruhi kualitas lamun yang mereka makan. Saya sempat berpikir, apakah kita bisa melakukan sesuatu untuk membantu mereka? Ternyata, ada banyak upaya yang bisa kita lakukan—mulai dari mendukung kebijakan konservasi hingga mengurangi polusi di lautan.
Apa yang Bisa Kita Lakukan untuk Melindungi Dugong?
Jujur, setelah mengetahui lebih banyak tentang dugong, saya merasa kita semua punya tanggung jawab untuk membantu menjaga kelangsungan hidup mereka. Salah satu hal yang bisa kita lakukan adalah mendukung organisasi yang bekerja untuk melindungi spesies ini. Banyak lembaga konservasi yang bekerja di daerah-daerah tempat dugong hidup, seperti Australia, Filipina, dan Thailand, yang berfokus pada perlindungan habitat mereka dan mengurangi ancaman terhadap populasi dugong.
Tapi lebih dari itu, saya juga merasa kita perlu mulai berpikir tentang bagaimana kebiasaan kita bisa mempengaruhi kehidupan laut. Penggunaan plastik yang berlebihan, penangkapan ikan yang tidak berkelanjutan, dan polusi laut semuanya berdampak buruk pada ekosistem laut yang lebih luas, termasuk dugong. Jika kita mulai berbuat sedikit lebih banyak untuk mengurangi sampah plastik dan memilih produk yang lebih ramah lingkungan, dampaknya bisa sangat besar bagi keberlangsungan hidup dugong.
Selain itu, dengan semakin banyaknya orang yang sadar akan pentingnya keberadaan dugong, semakin besar peluang untuk mendukung riset dan pengembangan konservasi. Mereka mungkin tidak sepopuler lumba-lumba, tapi dampaknya terhadap kesehatan ekosistem sangat besar.